oleh

PB IDI: Kasus Covid-19 di Wilayah Pulau Jawa Telah Mengalami Penurunan

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, kasus Covid-19 di sejumlah wilayah di Pulau Jawa sudah mengalami penurunan, namun terjadi peningkatan di beberapa wilayah di luar Pulau Jawa.

Adib menyebutkan, indikator penurunan kasus Covid-19 di Pulau Jawa antara lain terlihat dari keterisian bed occupancy rate (BOR) di sejumlah wilayah seperti Semarang dari 92% telah turun menjadi 66% dan Jakarta BOR menjadi 76% dengan BOR ICU menjadi 85%.

Baca Juga  Jelang HUT Partai, Sekjen Gerindra Instruksikan Kader Pasang Bendera dan Spanduk Prabowo Presiden 2024

“Kami juga dapat laporan di Bekasi, di Tangerang juga mengalami penurunan, tetapi masih ada juga yang peningkatan Yogya dan Solo. Bahkan sekarang peningkatan kasus di luar Jawa seperti Jambi, Palembang, Kalimantan Selatan, Kendari sudah ada peningkatan kasus beberapa sudah dilaporkan,” kata Adib pada konferensi pers daring, (27/7/2021).

Menurut Adib, indikatornya peningkatan kasus ini terlihat kebutuhan pasokan oksigen. Apabila dalam satu wilayah sudah ada permasalahan oksigen karena peningkatan permintaan tentu selaras dengan peningkatan kasus Covid-19.

Baca Juga  Saat Isoman Tak Halangi Annisa Pohan untuk Gerakan Srikandi Demokrat Bantu Nakes Dan Pasien Covid-19

Untuk mengantisipasi kejadian seperti dialami Pulau Jawa dan Bali, Adib menyarankan untuk segera memastikan stok oksigen maupun obat-obatan. Pasalnya wilayah di luar Pulau Jawa akan mengalami kendala ketika terjadi peningkatan kasus.

“Mudah-mudahan permasalahan dialami di beberapa darah di Jawa tidak sampai terjadi. Karena dengan keterbatasan dialami di luar Jawa, maka kebutuhan terkait oksigen dan obat menjadi penting termasuk bagaimana mempercepat vaksin dosis kedua,” ucapnya.

Baca Juga  PTBA Dukung Program 100 Gerobak Peduli UMKM Terdampak Covid, Kerjasama SMSI Sumsel dan FSPSSPTBA

Adib mendorong percepatan program vaksinasi Covid-19 ini. Sebab, ia menilai masih ada gap cukup tinggi antara penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com