oleh

Kemkes: Varian Lambda Belum Ditemukan di Indonesia

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan hingga saat ini varian Lambda, salah satu varian Covid-19, belum ditemukan di Indonesia. Hal itu didasarkan pada hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

“Kementerian Kesehatan terus melakukan langkah deteksi dini dan terus memperbanyak pemeriksaan WGS,” kata Nadia kepada Beritasatu.com, Kamis (19/8/2021).

Sebelumnya ahli virologi yang juga Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Chairul Anwar Nidom menyatakan kemungkinan varian Lambda saat ini sudah ada di beberapa provinsi Indonesia bersamaan dengan menyebarnya varian Delta Plus dan varian lokal Indonesia B.1446.2.

“Varian ini bukan menyebar melalui mobilitas manusia, namun hasil mutasi yang merupakan karakter virusnya yang berubah,” kata Nidom kepada Beritasatu.com, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga  “Peringatan Haul 100 Tahun HM. Soeharto” Pesan dan Jasanya yang Selalu Diingat Umat Islam

Sementara Nadia mengatakan, semua vaksin tidak ada yang memberikan perlindungan dari penularan 100%. “Jadi orang masih sangat mungkin tertular virus Covid-19. Perlindungan dengan divaksin untuk sakit yang berat dan kematian ini lebih dari 95%,” katanya.

Oleh karena itu, Nadia mengatakan, selain deteksi dini, akan terus memperkuat protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Selain itu, mempercepat vaksinasi.

Perlu diketahui, varian Lambda merupakan varian terbaru yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengingat bahwa varian lain seperti Alpha dan Delta, telah terbukti lebih mudah menular, ada beberapa kekhawatiran awal tentang strain terbaru ini.

Nidom yang juga ketua tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) menyatakan bila dilihat secara sepintas banyak orang sudah divaksin lengkap tetapi tetap terinfeksi. Itu berarti virusnya lolos dari antibodi (vaksin). Ini terjadi di beberapa provinsi dan menunjukkan virus yang masuk adalah virus yang bisa menghindari antibodi yang di dalam tubuhnya.

Baca Juga  Muzani: Makan Siang dan Susu Gratis untuk Tingkatkan IQ dan Prestasi Anak Bangsa

Nidom mengakui belum ada jenis vaksin yang bisa mengantisipasi varian Lambda dari jenis vaksin yang sudah tersebar di Tanah Air. Ini dikarenakan teknologi vaksin yang ditawarkan bersifat standar dan biasa-biasa saja. Kalau mau menghadapi virus yang sudah lebih cerdik dan berbeda dari virus lainnya, maka harus dilawan dengan teknologi vaksin yang jauh lebih maju.

“Saat ini belum ada vaksin yang terbilang ampuh. Saat ini yang diedarkan vaksin model biasa saja. Vaksin yang tidak digunakan khusus untuk menghadapi Covid-19, sehingga pola mutasi dan pola dinamika virus tidak terimbangi oleh kecepatan vaksin,” urai dia.

Baca Juga  Jenderal Dudung Resmikan Layanan CT Scan RS Umum Pindad Bandung

Ia mengatakan, langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran varian Lambda adalah jangan provokasi virus yang artinya menjebak virus ke dalam tubuh kemudian dihajar didalam tubuh. Langkah utamanya adalah taat protokol kesehatan 3M ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin dan menjaga jarak.

“Galakkan disiplin prokes secara ketat maka sektor ekonomi dan kesehatan masyarakat tetap berjalan. Kalau program 3T itu untuk pemetaan saja. Saya mengamati virusnya, bagaimana kita bisa lakukan hadapi strategi si virus,” kata Nidom. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com